by 06.41 0 komentar

TUGAS TERAKHIR...
        Dalam tugas terakhir ini akan berbagi tentang tugas spa saya pada semester 2. Ditugas saya ini menjunjung konsep arsitektur hijau dengan site yang sudah di tentukan dan dibatasi kdb nya sebesar 60 %.
        
         ini adalah sebagian konsep dari desain saya.....

ECO ROOF
         Di kawasan kota yang telanjur padat, memperoleh lahan terbuka bukanlah soal mudah. DKI Jakarta dengan lahan seluas 66.126 hektar dan ruang hijau 9 persen atau 5.951 hektar, perlu membebaskan sekitar 13.000 hektar lahan bila ingin memenuhi patokan lazim 30 persen lahan terbuka hijau. Jepang juga menghadapi persoalan sama. Sejak abad ke-17, sifat land hungry (lapar lahan) dalam praktik mengonsumsi lahan perkotaan telah menyebabkan tampilan kota di Jepang tak jauh berbeda dari kota besar Asia lainnya.

         Karena lahan perkotaan telah telanjur disesaki bangunan, maka sasaran perolehan sel-sel hijau daun beralih pada hamparan atap datar gedung-gedung yang justru lebih banyak dibanjiri cahaya matahari. Sebenarnya gerakan atap hijau telah muncul di Jepang sejak awal abad ke-20 melalui konsep eco-roof, tetapi sifat pengembangannya masih ekstensif.
Atap hijau jenis ini ditandai struktur atap beton konvensional dengan biaya dan perawatan taman relatif murah karena penghijauan atap hanya mengandalkan tanaman perdu dengan lapisan tanah tipis. Ketika Jepang semakin ketat menjaga lingkungan melalui pemberlakuan berbagai tolok ukur bangunan ramah lingkungan, para perancang mulai berpacu mencari solusi cerdas dalam memanfaatkan bidang datar atap bangunan.

Salah satunya adalah intensifikasi taman atap, atau upaya memadukan sistem bangunan dengan sistem penghijauan atap sehingga dapat diciptakan taman melayang (sky garden). Berbeda dengan atap hijau ekstensif yang hanya menghasilkan taman pasif, atap hijau intensif dapat berperan sebagai taman aktif sebagaimana taman di darat.

        Dengan lapisan tanah mencapai kedalaman hingga dua meter, atap hijau intensif mensyaratkan struktur bangunan khusus dan perawatan tanaman cukup rumit. Jenis tanaman tidak hanya sebatas tanaman perdu, tetapi juga pohon besar sehingga mampu menghadirkan satu kesatuan ekosistem. Walaupun investasi yang dibutuhkan untuk membuat atap hijau cukup tinggi, bukan berarti upaya peduli lingkungan ini bertentangan dengan semangat mengejar keuntungan ekonomi, terbukti kini banyak fasilitas komersial yang menerapkan konsep atap hijau intensif. Salah satu di antaranya adalah Namba Park, sebuah mal gaya hidup di pusat kota Osaka.

        Manfaat atap hijau bukan hanya sebatas peningkatan nilai estetika dan penghematan energi, pengurangan gas rumah kaca, peningkatan kesehatan, pemanfaatan air hujan, serta penurunan insulasi panas, suara dan getaran, tetapi juga penyediaan wahana titik temu arsitektur dengan jaringan biotop lokal. Perannya sebagai "batu loncatan" menjembatani bangunan dengan habitat alam yang lebih luas seperti taman kota atau area hijau kota lainnya.



GREEN ROOF DI HUTAN BETON
Desain bangunan saat ini kian dinamis dan mulai mengacu pada isu lingkungan atau tema hijau. Sayangnya tema hijau yang sering membuat kebanyakan orang berpikir adalah sekedar menghijaukan bangunan secara keseluruhan, atau dengan kata lain sekedar memberi tambahan tanaman pada bangunan.Padahal tema hijau bukan terpaku pada fasade saja untuk menggambarkan tema hijau. Tapi pemakaian bahan bangunan yang ramah lingkungan dan desain yang pro lingkungan adalah lebih penting. Salah satu aplikasi tema lingkungan adalah menutup atap dengan tanaman.

Pada bagian atap rumah, selain pemakaian penutup atap yang terbuat dari material yang ramah lingkungan, kini dengan bahan yang benar-benar dari alam bisa di aplikasi pada bagian atap. Salah satu teknologi lingkungan yang 'baru' dan ikut berperan dalam mempengaruhi Bentung rancang bangun dan sekaligus mempengaruhi kualitas lingkungan hidup adalah konsep"GREEN ROOF" Apakah konsep ini merupakan hal yang baru ? karena istilah 'Green Roof" kadang kalah pamor dengan istilah "Roof Garden" dan kadang juga seringkali disalah artikan dengan istilah "Vertical Landscape".


"Green Roof" merupakan layer atau lapisan struktur konstruksi hijau yang terdiri dari media pertumbuhan/tanah dan media Tanaman diatas sebuah bangunan. Berbeda dengan istilah "Cool Roof" yang berarti lapisan material yang membalikan atu merefleksikan energi cahaya matahari daripada mengabsorsinya atau kita juga mengenal istilah 'Bituminous Roof".yang merupakan cara tradisional melapisi lapisan atap dengan bahan seperti aspalt atau tar.

Konsep "Green Roof" mulai dikenal manusia pada abad ke 7. "TAMAN GANTUNG BABYLON atau THE HANGING GARDEN BABYLON. Karya yang dipersembahkan raja pada istrinya yang berasal dari suatu kawasan yang hijau, maka raja berinisiatif untuk membuat suasana yang lebihnyaman agar sang istri merasa betah dan masih merasa tinggal didaerah seperti daerah asalnya.


Kini di zaman yang perhatian akan pemanasan global, kebangkitan taman gantung ini dikenal dengan nama "Green Roof Technology". Teknologi ini bukan hanya sekedar gerakan penghijauan semata lebih dari itu teknologi ini dapat mempengaruhi kualitas lingkungan hidup
Di Eropa terutama di Jerman, taman atap sudah merupakan bukan hal yang baru lagi. Di kota Stuttgart, di beberapa daerah kota malah dibuat sistem Zoning yang mengharuskan gedung di daerah tersebut membuat Taman Atap. Mereka pun memberikan subsidi untuk gedung yang mau membuat Taman Atap.

Sebagai salah satu kota tua di Amerika yang terkenal dengan desain arsitekturnya yang indah danmenawan, Chicago merupakan kota pertama yang memulai gedung-gedung tinggi yang sekarang dikenal sebagai Skyscraper di kota-kota metropolitan di dunia. Setelah lebih dari satu abad, Chicago kembali membuat sensasi dengan arsitek Green Roof yang di mulai dari gebrakan Walikota Richard Daley setelah tertimpa gelombang hawa panas pada tahun 1995. Sejak tahun 1999, kota Chicago menanam 24.000 meter persegi atau 24 hektar Taman Atap Gedung yang tersebar di banyak gedung, pertokoan dan kantor.

Salah satu keuntungan yang terbesar dari adanya Taman Atap adalah Manajemen Air dimana Taman Atap dapat menyerap 50-60% air hujan yang turun. Setelah Taman Atap menyerap air hujan, maka sewaktu matahari bersinar, tanaman akan kembali bernafas dan mengembalikan air tersebut ke atmosfer kita. Beberapa persen air akan tetap di tanah untuk pertumbuhan tanaman, dan sisanya akan masuk ke saluran air secara perlahan, dimana hal ini sangat menguntungkan karena jadi tidak memberatkan sistem saluran air perkotaan dimana upgrading atau peremajaan dan pembesaran pipa sangat mahal.


Disebutkan bahwa daerah dengan temperatur hangat bisa mendapatkan faedah terbanyak dari penggunaan Atap Taman. Salah satunya adalah penghematan energi dari penggunaan AC. Keuntungan lainnya adalah atap yang lebih tanah lama, dimana biasa atap hanya tahan hingga 20 tahun bisa menjadi sampai 40/50 tahun karena dengan adanya Taman Atap, maka sinar ultraviolet matahari tidak mengenai langsung atap gedung dimana perbedaan temperatur antara siang dan malam yang cukup drastis bisa menyebabkan keretakan.

ini desain saya:


Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar